Berbagai produsen ponsel dari Asia Timur rasanya terus menyerbu Indonesia. Setelah Samsung, Sony Ericsson, LG, kini giliran berbagai ponsel dari negeri Cina masuk ke Indonesia. Memang sih tidak hanya satu merk saja melainkan beberapa merk sekaligus. Sebut saja ZTE, D-One, K-Touch. Khusus untuk yang terakhir di Cina memiliki nama asli Tianyu. Ada juga yang barangnya masuk Indonesia memakai brand Indonesia (Hi-Tech).

Selain design yang umumnya menarik, hal lainnya yang sangat menonjol dari ponsel-ponsel ini ialah harganya yang sangat murah. Ambil contoh, K-Touch B832 yang dilengkapi dengan 3.0 Mega Pixel Camera, Webcam Mode, Macro Focus, Stereo Bluetooth, Tv-Out, Motion Sensor cuma dijual seharga 1,3 juta rupiah. Sedangkan Hitecth H38 yang dilengkapi dengan touchscreen, TV Tuner hanya dijual seharga 1,9 juta. Bandingkan dengan ponsel-ponsel lain yang memiliki fasilitas serupa atau mendekati. Tentu lebih mahal kan? Apalagi kalau Nokia, pasti jauh lebih mahal.
Tidak seimbangnya harga dan fasilitas (baca: murah) ponsel dari Cina ini menimbulkan tanda tanya besar atau bahasa kasarnya keraguan. Beberapa pihak bahkan langsung pesimis dan menganggap kualitas produk Cina pasti jelek. Bagaimana bisa menghasilkan barang bagus bila jualnya saja murah segitu.
Memang harus diakui quality control (QC) pada beberapa ponsel keluaran Cina agak buruk. Jadi jangan heran bila ponsel HiTech H38 yang Anda beli posisi layarnya terbalik atau baterai K-Touch A615 tidak dapat dicharge. Namun demikian hal tersebut tentu saja tidak berlalu untuk semua merk ponsel dari Cina. Perlu diketahui QC dari beberapa produk produsen ponsel ternamapun ada yang sangat buruk. Sebut saja Sony Ericson T100 yang konon merupakan seri ujicoba Sony Ericson.
Beberapa faktor berikut mungkin bisa menjawab kenapa ponsel dari Cina dijual dengan harga murah.
1. Mereka Pemain Baru
Konsumen tentu saja lebih percaya kepada pemain lama walau fasilitas lebih sedikit dan harganya lebih mahal dipanding produk keluaran pemain baru.. Bila pemain baru ikut menjual hpnya dengan harga yang sama mahal atau sedikit lebih murah dapat dipastikan ponselnya tidak laku. Oleh karena itu mereka perlu banting harga dan menaikkan fasilitas demi mengaet pasar.
Bila hal ini yang digunakan sebagai pedoman maka tidak akan heran di masa depan, ponsel-ponsel tersebut akan mengalami kenaikan harga
2. Harga produksi memang murah
Sudah menjadi rahasia umum kalau barang yang diproduksi di Cina memiliki harga yang lebih murah. Tidak heran bila Nokia 8800 yang berharga 6 jutaan itu, dibuat di Guandong Cina oleh Lamax Group Co. Ltd. Lalu Nokia N70, 6680, 6630 dan Motorola RAZR V3x dibuat oleh Potasen (HK) Technology Limited atau T-Link Industrial Development Company. (sumber: Kompas) Konon kabarnya ponsel-ponsel seri N Nokia masih bisa memberikan keuntungan bila dijual 3/4 dari harga yang sekarang. Kalau akhirnya ponsel tersebut dijual mahal alasannya untuk menutupi biaya produksi ponsel seri lainnya yang kurang diminati masyarakat.
3. Bahan baku yang murahan
“Murah sih, tapi sekali pakai langsung rusak ya sama aja” Komentar tersebut umum diceletukkan oleh saat tahu ada barang yang murah. Bukan tidak mungkin bahan baku yang digunakan ponsel-ponsel keluaran Cina juga murahan sehingga harga jualnya juga murah. Sampai saat ini hal tersebut memang belum terbukti, setidaknya menunggu beberapa tahun ke depan.
Yang dikuatirkan sebenarnya bukan masalah barang yang mudah rusak secara kasat mata tetapi efek yang tidak terlihat. Misalnya apakah pancaran radiasi yang dikeluarkan ponsel-ponsel dari Cina lebih besar dari ponsel yang lain? Apakah kualitas audio bisa nyaman di telinga saat didengarkan menggunakan headphone dalam waktu yang lama? Apakah pancaran sinar pada layar tidak membuat mata pedih, dan berbagai efek lainnya.
Walaupun masih menyisakan keraguan terhadap harga murah kualitas wah tersebut, harus kita akui minat terhadap beberapa ponsel Cina sangatlah tinggi. Sampai bulan Agustus 2007, penjualan HiTech H38 telah menembus angka 4000 rebu dan tentunya masih akan naik lagi. Sedangkan penjualan K-Touch B832 sendiri juga terus meningkat. Penyebabnya apalagi kalau bukan harganya yang kelewat murah dengan fasilitas yang menawan. Selain itu adanya garansi yang di berikan oleh Dian Graha Elektrika (DGE) selaku distributor kedua merk ponsel tersebut juga menjadikan kepercayaan masyarakat semakin tinggi. Perlu di ketahui sebelumnya DGE merupakan distributor ponsel Siemens sejak ponsel ini masuk pertama kali di Indonesia.
Bila Anda berminat beli ponsel dari Cina coba kerjakan dulu beberapa hal di bawah ini. Hal ini bertujuan agar tidak kecewa di kemudian hari, minimal mengurangi perasaan kecewa.
1. Cari Referensi Sebanyak-banyaknya
Jangan bertanya langsung ke penjual apalagi distributornya sebab mereka biasanya akan mengatakan hal yang baik mengenai ponsel yang telah Anda beli. Bila belum ada teman yang pernah memiliki ponsel tersebut, carilah infonya melalui internet. Sebaiknya cari review di forum diskusi atau blog. Biasanya review atau pandangan mereka lebih jujur dibandingkan review di majalah atau situs khusus ponsel.
Tanyakan kelengkapannya sedetail mungkin. Kalau Anda suka fasilitas Alarm Clock tanyakan ada fasilitas tersebut atau tidak. Kalau suka ngegame pastikan sudah support Java. Jangan lupa untuk mencari tahu kualitas kamera, video, mp3 player bila ponsel tersebut mendukung.
2. Pastikan Garansinya
Jangan mau beli kalau cuma ada garansi toko saja. Kalau tiba-tiba ponsel rusak dan toko tersebut tidak punya stok bagaimana? Pastikan yang memberikan garansi sudah memiliki nama, contohnya DGE selaku distributor ponsel Hi-Tech dan K-Touch. Minimal garansi sebaiknya 1 tahun. Jadi bila dalam 10 bulan ponsel bermasalah masih bisa dikembalikan lagi.
3. Semua Ponsel Bisa Rusak
Berpikirlah bahwa semua ponsel pasti bisa rusak. Nokia 6600 bila terus-menerus buat ngegame cepat atau lambat joysticknya pasti rusak. Begitu juga Samsung D500 bila sering jatuh LCD pasti juga rusak. Jadi jangan berpikir kalau rusak wah emang ponsel Cina mudah rusak.
4. Yakin Kalau Mau Beli
Ini yang paling penting. Kalau Anda banyak duit dan mau coba-coba ya silakan aja, gak ada yang melarang. Tapi kalau duit pas-pasan coba pikir dulu, mantab apa tidak beli ponsel ini, jadi jangan hanya mengandalkan pada murah tapi kualitas wah saja. Bila Anda merasa yakin dan mau menghadapi semua resikonya maka belilah. Bila tidak yakin jangan!
Pilihan ada pada Anda…